Relief Naga atau lukisan timbul yang dibuat dari batu alam paras jogja atau juga bisa disebut batu paras putih, relief sebagai tempelan dinding penghias ruangan maupun luar ruangan, dimana penempatanya menurut selera anda.
Gambar relief naga dibawah ini sebelum dilakukan pengecatan.
Dibuat diatas lempengan batu dengan ketebalan 8cm, diukir hingga menjadi gambar naga berbentuk lukisan timbul yang disebut Relief.
Relief batu alam sejak zaman dulu sudah ada, biasanya relief bermotif gambar orang, seperti dibangunan candi-candi peninggalan nenek moyang berabad-abat tahun yang lalu.
kini telah dikembangkan lebih moderen dengan banyak motif dan fariasi hingga menghasilkan karya seni relief 3D yang lebih bagus dan hidup.
Salah satu contoh Relief naga dibuat lebih halus rapi dan ada corak-corak warna untuk menimbulkan gambar yang lebih jelas.
Relief naga dengan beberapa fariasi cat hitam, emas dan merah, membuat relief naga tampak hidup dan kekar.
Lihat juga Relief naga dan Roster Naga yang lainya:
Untuk informasi pemesanan relief Naga ataupun kerajinan batu alam paras putih yang lainya, Silahkan hubungi kontak Disamping.
Naga adalah sebutan umum untuk makhluk mitologi yang berwujud reptil berukuran raksasa.
Makhluk ini sudah dikenal sejak zaman dulu dan muncul dalam berbagai kebudayaan.
Pada umumnya berwujud seekor ular besar, namun ada pula yang menggambarkannya sebagai kadal bersayap yang memilik beberapa kepala dan dapat menghembuskan nafas api. Naga dipercaya dapat ditaklukan lewat musik.
Naga, dalam berbagai peradaban dikenal dengan nama dragon (Inggris), draken (Skandinavia), Liong (Tiongkok), dikenal sebagai makhluk superior yang berwujud menyerupai ular, kadang bisa menyemburkan api, habitatnya di seluruh ruang (air, darat, udara). Meskipun penggambaran wujudnya berbeda-beda, namun secara umum spesifikasi makhluk tersebut digambarkan sebagai makhluk sakti.
Sosok naga di dunia barat digambarkan sebagai monster, cenderung merusak dan bersekutu dengan kekuatan gelap.
Dicitrakan sebagai tokoh antagonis yang seharusnya dihancurkan.
Seseorang bisa mendapat gelar pahlawan atau ksatria dengan membunuh naga.
Tidak demikian halnya dengan citra naga di peradaban timur.
Di Tiongkok, naga dianggap sebagai sosok yang bijaksana dan agung layaknya dewa.
Naga adalah satu-satunya hewan mitos yang menjadi simbol Shio.
Budaya Minangkabau mengenal dongeng Ngarai Sianok yang diciptakan oleh Sang Naga.
Hiasan Relief atau lukisan timbul berbentuk naga untuk tempelan dinding.
Masyarakat Dayak juga menggambarkan Naga sebagai penguasa dunia bawah, dan Burung Enggang sebagai penguasa dunia atas.
Naga di peradaban timur mendapat tempat terhormat, karena meskipun mempunyai kekuatan dahsyat yang bisa menghancurkan, namun tidak semena-mena dan bahkan bisa mengayomi.
Dalam tradisi Tionghoa juga terdapat makhluk bernama Liong atau Lung yang umumnya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan istilah naga.
Makhluk ini digambarkan sebagai ular berukuran raksasa, lengkap dengan tanduk, sungut, dan cakar, sehingga berbeda dengan gambaran naga versi India.
Naga versi Tionghoa dianggap sebagai simbol kekuatan alam, khususnya angin topan.
Pada umumnya makhluk ini dianggap memiliki sifat yang baik selama ia selalu dihormati.
Naga dianggap sebagai penjelmaan roh orang suci yang belum bisa masuk surga.
Biasanya roh orang suci menjelma dalam bentuk naga kecil dan menyusup ke dalam bumi untuk menjalani tidur dalam waktu lama. Setelah tubuhnya membesar, ia bangun dan terbang menuju surga.
Sebagian ilmuwan berpendapat, naga dalam kebudayaan Tionghoa merupakan makhluk khayal yang diciptakan oleh masyarakat zaman dahulu akibat penemuan fosil dinosaurus. Makhluk ini juga dikenal dalam kebudayaan Jepang dengan istilah Ryu.
Naga dalam shio memiliki arti kebenaran. Arti lain adalah perlindungan dan keperkasaan.